Di Jaman Modernisasi seperti sekarang ini, Teknologi sudah hampir
masuk dalam kategori kebutuhan dasar masyarakat, yap mungkin yang kita tau hanya ada Sandang, Pangan, Papan. Rasanya tanpa teknologi, peradaban
manusia modern saat ini akan jalan ditempat karena hampir semua aktifitas
manusia saat ini melibatkan teknologi.
Kebutuhan manusia akan teknologi sudah tidak terbendung lagi,
Semua lapisan masyarakat mulai dari petani hingga pejabat, Semua golongan
usia mulai dari anak-anak hingga lansia, mereka semua sudah mengambil bagian
dalam penggunaan teknologi. Handphone contoh sederhananya, dalam 10 tahun
terakhir perangkat yang pada awalnya hanya bisa digunakan untuk keperluan komunikasi
terbatas seperti mengirim pesan dan Telepon, juga hanya digunakan oleh-oleh
kalangan tertentu, kini menjadi tidak terbatas. Dalam genggaman, handphone saat
ini menjadi sebuah computer portable canggih yang hanya sebesar telapak tangan.
Peruntukannya pun tidak hanya terbatas untuk urusan komunikasi saja, tapi
hingga ke urusan hiburan seperti gaming, music, camera, hingga nonton film .
Namanya pun berubah dari Handphone menjadi Smartphone.
Dalam perkembanganya Indonesia sudah menjadi bagian dalam pasar
global, itu artinya sudah tidak ada batasan lagi untuk arus teknologi yang
masuk ke Indonesia. Sayangnya, sebagai sebuah negara yang masih berkembang,
kemajuan teknologi di Indonesia masih tergolong sangat lambat. Kenapa?
Menurut mantan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional
Republik Indonesia pada era SBY, Armisa Alisjahbana. Ada beberapa indikator
penyebab kenapa teknologi Indonesia masih tergolong rendah, seperti kurangnya
kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi di sektor industri, sinergi kebijakan
antara pemerintah dan pelaku industri teknologi masih lemah, serta kurangnya
sumber daya ilmuwan di Indonesia.
Pernyataan tersebut seperti diamini oleh Laporan United Nations
Development Programme (UNDP) tahun 2013,
yang menilai indeks pencapaian teknologi Indonesia berada di urutan ke-60
dari 72 negara. Ukuran yang digunakan berdasarkan penciptaan teknologi yang
dilihat dari perolehan hak paten dan royalti atas karya dan penemuan,
penyebaran inovasi teknologi mutakhir yang diukur dari jumlah pengguna Internet
dan sumbangan ekspor teknologi terhadap total barang ekspor.
Jika dilihat dari tolak ukur UNDP tadi artinya memang
Indonesia masih belum mampu mengimbangai arus teknologi global yang semakin
deras diluar sana, dan kita hanya mengambil bagian sebagai sebuah negara dengan
masayarakat konsumtif yang hanya bisa mengikuti arus liar teknologi tanpa bisa
menciptakan apa-apa. Miris.
Jika menilai kemajuan teknologi di Indonesia dalam sepuluh tahun
terakhir, bisa dibilang sebagai sebuah anugrah karena dengan teknologi semua
menjadi lebih mudah, lebih cepat, dan ringkas, karena bukankah itu semua yang
kita butuhkan di modern yang serba cepat ini. Dan bukanlah sebuah kutukan, tapi
dalam batasan-batasan tertentu ketika teknologi sudah tidak lagi bisa
dikontrol, bukan tidak mungkin anugrah tersebut berbalik menjadi sebuah
kutukan.
Namun terlepas dari anugrah atau kutukan, ada fakta yang lebih
penting untuk kita perhatikan bahwa perkembangan teknologi Indonesia dalam
sepuluh tahun terakhir masih tertinggal, jongkok, jalan ditempat, lambat, atau
apalah. Itu!